Sunday, October 01, 2006

Kesedihanku

Diri berselimutkan asa yang tak kan pernah kunjung padam

Membara di dalam hati dan sanubari kalbuku

Merana tak karuan ujungnya dan tak terbatas kemampuannya

Ingin melayang bagai merpati yang terbang bebas

dari sangkar emasnya

Menikmati segarnya alam ciptaanNya dan mengadu padaNya

Denyut nadi ini ratapi nestapa yang berbungkus sehelai topeng manusia

Melintasi kalbu tuk arungi nirwana dalam rahsaNya

Terdiam dan renungi segala aral yang ada padanya

Resapi rasa yang menusuk dalam jantungnya

Ingin tersenyum tapi juga ingin tersedu bersimpuh di pangkuanNya

Oh…..

Terasa sakit seandai peluru menembus dada

Dan terbaring terpuruk dalam duka

Terengah-engah mencari kebebasan udara

Dan selanjutnya…..

Huh……

Sedih nikmatnya duka

Naitz

Aku merasa sendiri dalam keramaian dan kesepian yang membeku bagai keheningan di angkasa bebas yang tak ada batasnya walaupun hanya secercah cahaya menghembus ke dalam benak yang penuh dengan darah yang mengalir deras bagai air terjun Niagara.

ekspresiKehampaan saat ini menyelimutiku seperti desiran air di pantai ditiup angin sepoi-sepoi menghembus pelan di sanubari dan lubuk hatiku yang masih belum juga tenang akan apa yang terjadi pada diriku.

Mungkin aku lebih tenang dengan kesendirianku yang ditemani dengan saudara jiwaku dan Sang Penciptaku yang selalu setia mencintai dan menemaniku dalam keadaan apapun walau kadang aku tak menghiraukannya, maafkan aku…………..

Entahlah mengapa aku merasa bosan dan muak akan kemunafikan-kemunafikan di sekelilingku yang terus merajalela seperti tak ada ujungnya saja.

Aku hanya bisa pasrah pada yang setia padaku (saudara jiwa & Sang Penciptaku) akan kemunafikan-kemunafikan di sekelilingku yang selalu menampakkan kebaikan di depanku tapi kebalikan di belakangnya………………..

Kemunafikan memang sesuai dengan namanya yang hanya memberikan kebaikan jika hanya kepentingannya dan tidak peduli akan apa yang tidak menyangkut kepentingannya BANGSAT!!!!!!!!1

Semoga aku tak di dalamnya ………..

Dan biarkanlah aku tetap dengan keakuanku yang selalu ditemani oleh keAkuanku yang setia padaku dan juga saudara jiwaku tercinta…….

Naitz

SANG PENCINTA

Naitz

Hati terasa rindu dalam nuran-nurani kalbu

Melewati keIsra’annya dalam diri

Melintasi segala dimensi menikmati keMi’rajtannya

Hati tak lagi nikmat dalam duniawi

Hati tak lagi bernafsu birahi

Hati sudah tak lagi ber-ego diri

Sang pencinta….

Tahu…..

Mengenal……

Dekat……..

Akrab…….

Rindu…….

Kasih sayang…..

Dan cinta………..

DI DALAM SINI

Naitz

ALLAH ………

ALLAH ALLAH ALLAH ALLAH ALLAH

ALLAH SUBHANALLAH

ALLAH ALLAH ALLAH ALLAH ALHAMDULILLAH

ALLAH ALLAH ALLAH ALLAH ASTAGFIRULLAH

ALLAH ALLAH ALLAH

LAAHAULAWALAKUATA’ILLABILLAH

ALLAH ALLAH ALLAH

ALLAHUAKBAR WALHAMDULILLAH

WASYUKURILLAH

ALLAH ALLAH ALLAH

YA……. ALLAH

YA……. ALLAH

YA…… ALLAH

ALLAH

ALLAH

ALLAH

ALLAH

ALLAH

ALLAH

ALLAH

ALLAH

ALLAH

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

DENTANG IRAMA KALBU

Naitz

Berdentang irama hidup dalam benak kepalaku. Ikuti nada-nada antara langit dan bumi. Menatap ke depan dengan seksama siapa aku yang sebenar-benarnya. Alam imajinasiku masih kalah jauh dengan rahsaku yang semakin menggebu dalam lautan nurani religiusku. Kalbu-kalbuku yang selama ini terlelap dalam keduniaan semata, mulai tebangun tuk terjaga selamanya dalam kesempurnaan bersamaNya.

Sayap-sayapku mulai kukepakkan tuk seimbangkan irama-irama gelombang dalam hidupku dimana saja ku berada. Kumulai selimuti hatiku, dan yang pasti bersama kalbuku serta jasmaniku melalui qalam-qalam 4JJi yang romantis sekaligus menenangkan segalanya.

Nadi-nadiku berdenyut kencang memainkan irama kehidupan. Jantungku memompa keras darah-darah yang mengalir deras dalam suasana hidupku. Bulu-bulu kudukku mulai bergoyang-goyang kegirangan dalam menikmati keinahanNya yang tiada taranya. Nafsu-nasuku, emosi-emosiku yang sangat hina ketenggelamkan dalam-dalam nun jauh di sana karena tak pantas untuk menikmati keindahanNya.

Sungguh aku sangat merindukan kesempurnaanku bersamaNya. Sungguh tak ada yang lebih indah daripadaNya. Sungguh Dia meliputiku, bahkan alam semesta segalanya. Sungguh aku merasa bahwa Dia lebih sangat yang amat sangat mencintaiku daripada siapapun di alam semesta ini. Oh…… betapa cintanya Dia padaku, dan bagaimana mungkin aku menolak untuk mencintaiNya. Oh… sungguh aku sangat mencintaiNya dan sangat merindukanNya, dan itulah yang hakiki pada diriku. Oh…... Cintaku …… cinta dari segala cinta………